Ahli Waris Pengganti

Studi Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam

  • Ishlachuddin Almubarrok UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Keywords: ahli waris pengganti, cucu, Kompilasi Hukum Islam

Abstract

Indonesia memberlakukan 3 (tiga) sistem hukum, yaitu hukum kewarisan Barat, hukum kewarisan Islam, dan hukum kewarisan adat. Setiap dari sistem hukum tersebut memiliki karakter tersendiri dalam pengaturannya, termasuk pengaturan terkait kewarisan terkhusus perihal ketentuan tentang ahli waris pengganti. Hal ini dituangkan di pasal 185 ayat 1 dan 2. Isi pasal itu, cucu memungkinkan untuk memperoleh warisan bersamaan dengan anak laki-laki dan anak perempuan. Keberadaanya tidaklah tertutup oleh anak laki-laki, disebabkan statusnya menempati kedudukan ayah atau ibunya yang terlebih dahulu meninggal. Keberadaan ahli waris pengganti yang termaktub di KHI dinyatakan dengan jalur yurisprudensi yang bermula dari hukum adat. Berbeda dengan pandangan fikih klasik yang tidak menyebutkan cucu sebagai ahli waris ketika ada anak laki-laki, akan tetapi boleh memberikan harta warisnya kepada cucu dengan istilah wasiat.

References

Anshari, Abdul Ghafur, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Yogyakarta: Gajah Madha University press, 2012.

Bisri, Cik Hasan, Kompilasi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Enakmen Wasiat Orang Islam Negeri Selangor Seksyen 27.

Hazm, Ibnu, Al-Muhalla, Jilid 10, Kairo: Maktabah al-Jumhuriyyah al-Arabiyyah, Kairo, tt.

Himpunan Keputusan Muazakarah Jawatan Kuasa Fatwa Kebangsaan, Berhubung Dengan Isu-isu Muamalat, Fatwa Keempat Belas, Hukum Pelaksanaan Wasiat Wājibah.

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam.

Kemenag, Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer Di Indonesia, Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2012.

Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Ahkâm al-Mawârits fî al-Fiqh al-Islâmî, cetakan 1. Alih bahasa: Addys Aldizar dan Fathurrahman, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004.

Listyawati, Peni Rinda, “Perbandingan Hukum Kedudukan Ahli Waris Pengganti Berdasarkan Hukum Kewarisan Isalam Dengan Hukum Kewarisan Menurut KUHPerdata Islam”. Pembaharuan hukum, 2 (2015).

M, Hajar, “Hak Kewarisan Cucu (Analisis Yurisprudensi Mahkamah Tinggi Syariah di Selangor, Malaysia dan Mahkamah Agung di Indonesia)”. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 3 (2014).

Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqh Lima Madzhab, Jakarta: Basrie Press, 1996.

Perangin, Effendi, Hukum Waris, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Sarmadi, Sukris, Dekonstruksi Hukum Progresif Ahli Waris Pengganti dalam Kompilasi Hukum Islam, Yogyakarta: Aswaha Pressindo, 2012.

Shobirin, “Ahli Waris Pengganti dalam Kewarisan Islam Perspektif Madzhab Nasional.” 2011. http://www.pa-kotabumi.go.id

Suparman, Eman, Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW, Bandung: Refika Aditama, 2005.

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Penerbit Nuansa Aulia, 2015.

Yahya, Zahir, Manual Syari’at 5 Mu’amalah, Malang: Yayasan al-Kausar, 2006.

Zuhaily, Wahbah, Al-Fiqh al-Islâm wa Adillatuhu, jilid 10, Beirut : Dar al-Fikr, 2007.
Published
2018-12-11
How to Cite
Almubarrok, I. (2018). Ahli Waris Pengganti. An-Nawa: Jurnal Studi Islam, 2(2), 34-44. https://doi.org/10.37758/annawa.v2i2.118